Rabu, 19 September 2012

Rajutan ku ..

I do love handmade stuff, tapi dulu aku pernah men-judge diri sebagai orang yang tidak cocok menyentuh benang, benik, jarum, perca dan alat-alat lain untuk membuat kreasi handmade. Termasuk dalam urusan rajut-merajut, apalagi pekerjaan itu identik dengan oma-oma, hehe…
Pertama kali terbetik keinginan belajar merajut karena sebuah peristiwa (dalam kenangan), suatu malam dalam kereta api Ciujung jurusan Tenabang-Jombang duduk seorang perempuan cantik yang masih dalam busana kerjanya, tangannya bergerak lincah mengurai helai demi helai benang warna warni di pangkuannya membentuk sebuah calon tas.
Karena tertarik, saya dekati dia dan duduk di sebelahnya. “Mbak, saya boleh lihat yaa?” pinta saya. Perempuan cantik itu mengangguk, “Boleh, lihat aja,” jawabnya sambil tersenyum. Saya pun mulai memerhatikan gerakan tangannya yang njelimet sambil sesekali bertanya ini itu mengenai rajut-merajut.
Kereta pun bergerak. Setelah menit demi menit berlalu tanpa percakapan, iseng saya bertanyar; “Mbak, boleh nyoba tak?” Ajaib ia membolehkan saya memegang jarum dan benangnya dan mulai mengajariku teknik-teknik dasar merajut. Meski telah mendapat kursus singkat tersebut, sampai berbulan-bulan kemudian saya tak juga mahir merajut, hehe…
Tapi dengan semangat angkatan 66 (hahai), saya susuri blok F lantai 2 Pasar Tenabang dan memborong beberapa warna benang serta jarumnya. Bahkan saya pun membeli sebuah buku tentang kreasi rajutan di Gramedia berjudul 3 Hari Terampil Merajut. Sudah punya alat dan bahannya, tapi saya tak juga pintar merajut meskipun sudah lebih dari 3 hari berlalu sejak membeli buku tersebut, wakwak…
Benang-benang dan jarum tersebut pun dimanfaatkan oleh Emak yang jaman gadisnya dulu memang hobi membuat kreasi rajutan. Beliau membuat sarung hape, bros mawar, dan dompet. Beliau juga mengajariku teknik-teknik merajut, tapi sampai beliau kesal sendiri dan bosen mengajari, saya tak juga bisa membuat hasil karya yang bisa dibanggakan (versi emak, hihi).
Sampai beberapa hari yang lalu, saya berkunjung ke rumah kawan Maftuhatus Saadah yang ternyata hobi merajut juga. Ia menunjukkan boneka-boneka yang unyu-unyu hasil kreasinya, saya pun terbakar semangat pengen belajar merajut lagi. Obsesi terbesar saya adalah membuat 1 boneka.
Setelah perjuangan tak kenal lelah selama seharian (dari pagi sampai sore), kuhabiskan dengan mengurai benang sampai kuku lecet-lecet dan punggung kram. Taraaa… boneka rajut pertamaku selesai; Meoww for my modem.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar